Kesabaran dan Keajaiban Doa

April 09, 2017 admin 0 Comments

Kemarin saya dapat kisah menarik dari kakak ipar tentang perjuangan tetangganya mulai dari nol hingga jadi salah seorang yang sukses di Pekanbaru.
Sebutlah namanya Ani dan suaminya Tito. Kedua pasangan ini berasal dari sebuah pedesaan di Sumatera Utara. Walaupun sang suami bergelar sarjana hukum, namun karena hidup di kampung, Ani dan Tito hanya berkebun untuk penghidupan sehari-harinya. Ingin merubah hidup, Ani dan Tito merantau ke Kota Pekanbaru yang katanya jadi kota bisnis pada saat zaman moneter sekitar tahun 1998 lalu.
Berbekal ijazah sarjana hukumnya, Tito mencoba melamar dari satu perusahaan ke perusahaan lain, namun tidak satupun perusahaan yang berminat. Jangankan melakukan tes, semua perusahaan tidak ada yang menghubunginya setelah memasukkan lamaran.
Hidup keluarganya semakin susah, keuangan sudah menipis. Namun Ani dan Tito yakin ada pencerahan, dengan syarat mereka terus berdoa siang dan malam, mulai dari shalat tahajud hingga shalat dhuha, serta shalat wajib dan sunat lainnya.
Akhirnya setelah beberapa bulan menghuni Kota Pekanbaru, Tito diterima jadi tim kebersihan Kota Pekanbaru. Ya, ia tak malu walaupun sudah bergelar sarjana, menjadi kuli penyapu jalanan.
"Kami pasrah dan ikhlas dengan pekerjaan itu, yang penting halal dan berkah untuk keluarga. Daripada sebelumnya nganggur, biaya hidup kami jadi susah. Pernah suatu kali hanya makan nasi satu hari, terkadang juga puasa,"ungkap Ani.
Disaat menjadi petugas kebersihan Tito sering kumpul-kumpul dengan teman-temannya di kedai kopi setelah lelah bekerja.
Suatu kali, Tito tidak sengaja bertemu dengan seorang pengusaha kaya di sebuah kedai kopi tempat biasanya ia berkumpul dengan petugas kebersihan lain.
"Suami saya bertemu bapak itu, ketika duduk di kedai Kopi. Si bapak berkeluh kesah tentang perusahaannya di hadapan pemilik kedai dan para petugas kebersihan. Dia bilang perusahaannya sedang susah dalam memanage keuangan, karyawan dan lainnya. Banyak sekali masalah yang tak bisa diselesaikan di kantornya. Suami saya ajak obrol dengan si bapak dan memberikan saran umum saja, yang mudah dicerna oleh semua orang. Seperti untuk memimpin itu harus tahu segala bentuk permasalahan karyawan, dekati karyawan secara profesional dan lainnya,"lanjut Ani.
Mendengar penjelasan Tito, sang pengusaha pun mencoba menerapkan saran tersebut. Ternyata, sarannya sangat berguna dan perusahaanya berangsur membaik.
Si pengusaha pun penasaran dan ingin bertemu dengan Tito kembali untuk meminta saran permasalahan lainnya. Kejadian itu terus berlanjut hingga beberapa bulan. Di penghujung pertemuan Kedai Kopi si bapak pengusaha bertanya "Kamu itu belajar dimana?. Kok bisa tahu mengatasi berbagai masalah perusahaan?. Beda dengan petugas lainnya.
Tito pun memberikan penjelasan. "Saya sebenarnya seorang sarjana pak dan sudah mempelajarinya di waktu kuliah dulu. Makanya saya menyarankan bapak seperti itu. Terbukti berhasil kan pak?. Tapi memang nasib saya yang belum beruntung, udah lamar sana kemari, tapi gak ada yang terima saya. "
"Iya betul, saran kamu banyak memberikan hasil yang bagus. Ini kartu nama saya, besok kamu datang ke kantor saya ya. Tapi pakai baju yang rapi dan bersih, ok," ungkap si bapak pengusaha.
"Untuk apa pak?,"jawab Tito
"Udah kamu datang aja, kamu butuh pekerjaan bukan?," Sambung Bapak Pengusaha.
Keesokan harinya, Tito datang ke kantor yang dituju dan bertemu si Bapak Pengusaha. Setelah sampai di kantor tersebut, Tito langsung diberikan tawaran bekerja sebagai Manejer HRD dan mempekenalkan pada para karyawannya.
Jangankan karyawan, Tito terperanjat dengan tawaran itu. Ia bersyukur, kesabaran dan doanya selama ini terwujud dengan perjuangan yang panjang. Sekarang Tito sudah jauh lebih tinggi jabatannya di perusahaan tersebut.
"Ternyata doa, kesabaran dan keikhlasan akan berbuah manis suatu saat ini. So, bagaimana dengan kita?. Apakah masih kufur nikmat atau syukur nikmat?. Jawab sendiri ya..hehehe...

You Might Also Like

0 comments: