Begini Rasanya, Melihat dan Mendengar Kematian di UGD

January 17, 2018 admin 0 Comments



Akhir-akhir ini saya banyak melihat proses kematian berbagai macam orang, mulai dari public figur hingga masyarakat biasa.

Jadi teringat saat kami menjaga Almarhum Bapak di ruang UGD sebuah rumah sakit Bukittinggi sekitar dua tahun yang lalu.

Bunyi sirine mendekat malam itu kembali mengejutkan Kakak-kakak saya yang menjaga bapak saya di ruang UGD. Beberapa orang perawat dan dokter berlarian mengambil dan mendorong tempat tidur rumah sakit menuju ambulans di parkiran. Seorang laki-laki 40 an terlihat tengah pingsan langsung dibawa ke ruang UGD. Berbagai selang pun dipasang di badannya, mulai dari infus, oksigen dan selang lainnya, entah apa itu kami tidak tahu.

Petugas pun menutup tirai tempat orang tersebut dibaringkan. Tidak lama setelah itu terdengar suara erangan sangat keras dari ruangan tersebut. Entah apa yang terjadi, cukup lama terdengar suara tersebut. 10 menit waktu berlalu, suasana kembali hening di ruangan UGD tersebut.

Tepat beberapa jam setelah si pasien masuk, seorang ibu muda kembali memanggil dokter dan perawat ke ruangan tersebut. Lagi-lagi terdengar suara erangan di sana. Tidak lama setelah itu, yang terdengar suara tangisan. Innallillahirojiun. Si bapak muda dinyatakan meninggal dunia.

Itu sudah ke sekian kalinya kami mendengar dan melihat proses orang sakaratul maut. Mulai erangan, hentakan dan banyak lagi lainnya.

Ada satu proses keajaiban yang membuat kami terkagum. Seorang pemuda dibawa ke rumah sakit tersebut dalam keadaan koma. Ia dinyatakan mengalami gegar otak.

Selama satu hari satu malam, si pemuda tidak sadarkan diri. Selama itu pula sang ibu setia menemani anaknya. Tahu apa yang dilakukannya selama menunggu anaknya siuman?.

Ya, dia berzikir,membaca Al Quran dan shalat tiada henti di samping anaknya. Hingga tiba lah saat si anak siuman. Masyallah...kata-katan yang keluar dari mulut si anak saat bangun adalah Allah, Allah, Allah...itu terus yang dibaca hingga benar-benar pulih dan berbicara dengan ibunya.

Setelah ditanya, si pemuda merupakan siswa dari sebuah pondok pesantren yang ada di Bukittinggi. Di keluarganya memang diterapkan selalu membaca Al Quran setiap kali setelah selesai Shalat.

Ya Allah...di sana kami langsung teringat bahwa kematian tidak menunggu kita taubat, usia, jabatan dan lainnya.

Sebagaimana yang diwahyukan Allah pada Surat An-Nisa’ Ayat 78
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh“.

Astagfirullahalazim...ya Allah semoga kami semua engkau jemput dalam keadaan husnul khotimah. Maaf kalau ada salah. Kisah ini saya buat untuk menyadarkan saya juga. Karena saya juga banyak dosa. (*)




You Might Also Like

0 comments: