Hindari Gengsi Jika Ingin Dapat Penghasilan

April 21, 2017 admin 0 Comments

Teriknya matahari siang itu tak membuat gentar Usmawati mendayung sampan miliknya di perairan Sungai Siak, tepatnya di dekat Pelabuhan Sungai Duku, Pekanbaru. Melalui kedua tangannya yang sudah mulai menghitam akibat terpapar sinar matahari, wanita paruh baya tersebut berhasil mengantarkan orang bolak-balik dari kampung Teluk Leok ke Pelabuhan Sungai, menggunakan sampan kecilnya.

Wanita yang akrab disapa Mak Uwo itu mengaku setiap hari melakukan aktivitas pengantaran jasa antar jemput warga menggunakan sampan. Dimulai pada pagi hari setiap pukul setengah delapan hingga siang hari, sekitar jam dua. Dilanjutkan pukul tiga hingga lima sore.

"Biasanya paling banyak penumpang itu pada pagi hari, siang jam satuan dan sore hari. Pada waktu-waktu tersebut merupakan masa pergi dan pulang kerja, serta sekolah,"ungkapnya.

Mak Uwo mengaku saat ini jumlah penumpang ojek sampannya jauh berkurang dibandingkan pada tahun 2000 an. Dalam sehari dari angkutan penumpang, ia hanya mendapat penghasilan paling banyak Rp20 ribu. Namun bukan Mak Uwo namanya, jika ia hanya menyerah pada pekerjaan itu saja. Sembari menunggu penumpang, wanita berjilbab tersebut juga melakukan aktivitas jasa membantu para petugas pelabuhan Sungai Duku dan Karyawan PT Pelni yang berkantor di pinggir Sungai Siak.

"Saya tidak hanya mengandalkan penghasilan dari ojek sampan saja. Tapi juga nyambi antar jemput pesanan orang. Paling sering itu dari karyawan PT Pelni, mereka minta saya antar barang ke kapal mereka dan juga suruh saya beli kebutuhan pokok di Pasar Kodim. Alhamdulillah, penghasilannya lumayan banyak, sekali antar, saya dibayar Rp10 hingga Rp20 ribu,"ucapnya.

Ibu dari empat orang anak ini mengaku sudah berprofesi sebagai ojek sampan sejak 17 tahun yang lalu. Saat itu, baik dirinya maupun sang suami tidak memiliki pekerjaan dan hanya mengandalkan memulung sampah plastik di sepanjang Sungai Siak. Suatu waktu, tetangganya menawarkan perahu pada keluarganya, karena ingin balik kampung ke Sumatera Barat.

"Kami pun menerima dengan senang hati tawaran tersebut dan langsung saya coba membawanya. Pertama kali memang susah, lama-lama jadi terbiasa. Dulu saingan ojek sampan perempuan seperti saya ini lumayan banyak, ada sekitar delapan perahu. Namun, sekarang hanya tinggal saya,"tuturnya.

Wanita asli dari Teluk Leok, Rumbai itu mengaku memilih ojek sampan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Ia mengaku lebih senang berpanas-panasan di atas perahu, dibandingkan berdiam diri di rumah.

"Kalau saya cuma berdiam diri di rumah, malah penyakit yang muncul pada tubuh saya. Beda dengan membawa perahu ini, saya bisa olahraga hingga sosialisasi dengan orang lain. Saya tidak malu menjalaninya, karena ini adalah pekerjaan yang halal, tidak mencuri dan tak menyusahkan orang lain. Jika gengsi dihilangkan, Insyaallah rezeki itu akan datang dengan sendirinya,"akunya.(*)

You Might Also Like

0 comments: